Wednesday, May 10, 2017

Kontingensi Dalam Operant Conditioning

Pada suatu siang, gue lagi gabut segabut-gabutnya. Maklum,baru kelar uts jadi belom ada tugas numpuk haha.
Untuk mengisi kegabutan gue, akhirnya gue memutuskan untuk mengulang kembali salah satu materi kuliah gue, yaitu tentang operant conditioning dari aliran behaviorisme dalam bidang ilmu psikologi.

Kali ini gue akan membahas sedikit tentang jenis-jenis kontingensi yang ada dalam teori operant conditioning dari B.F.Skinner. Kontingensi tersebut ada empat jenis, yaitu reinforcement positive, reinforcement negative, punishment positive, dan punishment negative. Gue akan jelaskan satu per satu secara singkat.

1. Positive Reinforcement
Adalah penguatan yang bernilai positif dan bertujuan untuk meningkatkan perilaku. Mengapa bernilai positif? Karena ada sesuatu yang diberikan atau ditambahkan (+) sebagai penguat (reinforcer). Penguat yang diberikan haruslah sesuatu yang disukai (pleasure) bagi si objek yang ingin ditingkatkan perilakunya. Contoh:
a. Karena Budi males banget beresin kamar, ibunya bilang kalo Budi beresin kamarnya nanti bakal dikasih uang jajan lebih 50 ribu.
b. Ketika ujian, kalau belajar yang rajin dan dapat nilai yang bagus, akan mendapatkan pujian dari guru, teman, dan orang tua.

2. Negative Reinforcement
Adalah penguatan yang bernilai negatif dan bertujuan untuk meningkatkan perilaku. Penguatan ini bernilai negatif karena adanya pengurangan (-) sesuatu yang biasanya tidak menyenangkan atau tidak disukai bagi objek.
Reinforcement negative ini memiliki dua jenis berdasarkan tujuannya, yaitu escape dan avoidance. Escape dilakukan untuk menghentikan sesuatu yang tidak diinginkan. Avoidance dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan tersebut.
Contoh berikut untuk escape dan avoidance :
a. Escape : Membuka payung ketika hujan turun secara tiba-tiba untuk menghentikan air hujan mengenai tubuh kita.
b. Avoidance : Ketika kita keluar dari ruangan dan melihat bahwa hujan telah turun, kita membuka payung untuk menghindari terkena air hujan.

3. Positive Punishment
Adalah didapatkannya hukuman sebagai konsekuensi dari sebuah perilaku dan bertujuan untuk mengurangi  atau menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. Ingat, bernilai positif karena ada yang ditambahkan atau diberikan dalam bentuk hukuman.
Contohnya:
a. karena banyak siswa yang malas mengerjakan pr, guru memberikan tugas 2x lebih banyak kepada yang tidak mengerjakan pr tersebut.
b. Budi melawan ibunya, sehingga ibunya memberikan Budi hukuman untuk mencuci semua pakaian kotor di rumah.

4. Negative Punishment
Adalah diambilnya sesuatu yang disukai sebagai hukuman untuk mengurangi perilaku tertentu yang tidak diinginkan. Bernilai negatif karena ada sesuatu yang diambil, namun karena ini adalah punishment atau hukuman, maka yang diambil adalah sesuatu yang dicari atau disukai.
Contohnya:
a. Budi malas mengerjakan pr, sehingga Playstation 4 miliiknya disita oleh ibunya.
b. karena suka merokok, Tono diputuskan sama pacarnya.


Sekian penjelasan singkat dari saya. Semoga bermanfaat dan dapat membantu ya. Kalau ada yang tidak jelas silahkan leave a comment ;)

Sunday, March 26, 2017

Classical Conditioning : Kekhususan dalam Classical Conditioning

Mengapa suatu organisme hanya mampu memberikan respon terhadap stimulus tertentu meskipun juga diberikan stimulus lainnya dalam suatu pengkondisian dengan Unconditioned Stimulus? Hal ini dapat dijelaskan dengan teori kekhususan dari classical conditioning berikut.

Namun, sebelum saya menjelaskan kekhususannya, perlu untuk mengetahui istilah compound stimulus, yaitu dua atau lebih stimulus yang diberikan secara bersama-sama.

Specificity dalam classical conditioning terdapat 3 jenis, yaitu:
1. Overshadowing
2. Blocking
3. Latent inhibition

Saya akan menjelaskannya satu per satu.

1. OVERSHADOWING
--> yaitu ketika anggota compound stimulus yang lebih menonjol (salient) lebih mudah untuk diasosiasikan sebagai Conditioned Stimulus dan menghambat pengkondisian stimulus lain.
Contoh :

[warna merah cerah + warna krem] (NS)  + sengatan listrik (US) ---> takut (UR)
[warna merah cerah + warna krem] (CS)                                         ---> takut (CR)

jika kedua CS tersebut kita berikan terpisah, maka..

warna merah cerah (CS)    --->   takut (CR)
warna krem (NS)                 --->   takut

2. BLOCKING
--> yaitu ketika anggota compound stimulus yang telah lebih dulu terbentuk sebagai Conditioned Stimulus akan menghambat pengkondisian stimulus lainnya.
Contoh :

- pengkondisian 1

buku (NS) + sengatan listrik (US) --> takut (UR)
buku (CS) --> takut (CR)

- pengkondisian 2

[buku (CS) + bola (NS)] + sengatan listrik (US) --> takut (UR)

- jika stimulus tersebut diberikan secara terpisah

buku (CS) --> takut (CR)
pensil (NS) --> takut

3. LATENT INHIBITION
--> yaitu stimulus yang sudah sering dijumpai atau sudah familiar akan lebih sulit untuk dikondisikan atau diasosiasikan dengan Unconditioned Stimulus dibandingkan jika menggunakan stimulus baru.
Contoh:

bola (NS) -- 30x (sudah menjumpai stimulus sebanyak 30x)

bola (NS) + sengatan listrik (US) --> takut (UR)

bola (NS) --> takut



sekian dulu ya penjelasannya. tetap semangat ><

Referensi :
Powell, R. A., Honey, P. L., & Symbaluk, D. G. (2013). Introduction to Learning and Behavior, 4 ed. Belmont, USA: Wadsworth